Kita berteman saat aku baru saja mendapat sebuah sendal baru. Warnanya ungu, bukan warna kesukaanku. Tapi Ibu yang membelinya, maka detik ini warna ungu adalah yang terbaik. Warna ungu adalah warna kita. Besoknya kita masih berteman, kuajak kamu keliling sekolah, ke lapangan berumput, taman bermain, dan ruang kelas. Kuajarkan kamu cara membaca, cara menulis juga. Kuajarkan semua yang aku tahu, dan kamu akan mengajarkan yang kamu tahu. Karena kita adalah teman.
Kemudian aku ingin mengajarkanmu segalanya tentang dunia. Tapi sayangnya aku tidak tahu dunia. Satu-satunya yang kutahu hanyalah dunia kita. Kamu bilang kamu juga tidak tahu dunia. Jadi bagaimana kalau kita belajar bersama-sama? Baiklah.
Lalu besoknya, aku dan kamu bertengkar. Karena ternyata kita memahami dunia dengan cara berbeda. Matahari yang terbit duluan atau bulan? Atau bulan sebenarnya tidak terbit? Siapa yang salah di antara kita? Tidak tahu.
Besoknya, kita belajar lebih giat lagi agar semakin tahu. Tapi besoknya kita tidak bertemu. Aku sibuk belajar dan mencari tahu, kamu juga sibuk belajar dan mencari tahu.
"Bagaimana kalau besok?" tanyamu.
"Aku sibuk."
"Kita selalu sibuk, bukan?" Kamu tertawa, namun tidak terdengar menyenangkan. Lalu kamu bungkam. Aku juga ingin tertawa, tapi mulutku kaku. Akhirnya aku ikut bungkam.
Kemudian kita berpisah, pulang ke rumah yang tidak pernah ada dalam kisah. Aku tidak tahu dimana rumahmu, begitu juga kamu tidak tahu dimana rumahku. Padahal kita adalah teman.
Lalu kita tidak pernah berbicara lagi, tidak ada besok kali ini. Lalu sebagai mana tugasnya, waktu mulai menenggelamkan jejak-jejak yang pernah kita injak bersama. Lalu aku lupa, kamu juga. Kita saling melupakan.
Lalu, apakah kita masih teman?
Jarum jamku bergerak, aku menjemu. Sekitarku menjadi abu-abu, dan yang jelas kini tinggal kilas. Sekolah sudah mengusirku, taman bermain sudah rata, dan lapangan menjelma gedung tinggi. Aku tidak punya apa-apa selain dunia yang kupelajari setiap hari. Meski kini aku tahu bahwa bulan mengelilingi bumi dan bumi mengelilingi matahari, tapi kini aku tidak tahu kenapa warna ungu adalah favoritku. Kini aku tidak tahu siapa kamu.
Comments
Post a Comment