Beberapa tahun terakhir ada kesadaran baru yang kita temukan perihal penyesalan dan penebusan. Kita telah sampai pada kesimpulan bahwa penghukuman yang sesungguhnya berasal dari diri sendiri. Bahkan kamu tidak menangis, kan? Karena kamu sadar bahwa kamu pantas mendapatkannya. Kemudian kita kembali disadarkan; ada sudut pandang lain yang tidak sampai diterima mata. Bahwa luka yang ditimbulkan itu sakitnya hanya bisa diukur oleh mereka yang mengalaminya saja. Jadi penebusan, walaupun sudah berlarut-larut, kita tidak akan pernah sampai pada keyakinan bahwa itu cukup. Sebaliknya, itu tidak akan pernah cukup. Bertahun-tahun kemudian kamu berjalan di kota dan menggeser layar ponselmu. Kamu membaca berita terbaru tersangka korupsi yang keluar masuk penjara berkali-kali. Lalu karena kamu sangat kesulitan melulu berkutat dengan rasa bersalahmu, akhirnya kamu mulai membandingkan siapa yang lebih buruk di antara kalian. Penyesalan, penebusan, rasa bersalah ... mereka semua tidak ada bentuk ...