Skip to main content

Juli 2022

Beberapa tahun terakhir ada kesadaran baru yang kita temukan perihal penyesalan dan penebusan. Kita telah sampai pada kesimpulan bahwa penghukuman yang sesungguhnya berasal dari diri sendiri. Bahkan kamu tidak menangis, kan? Karena kamu sadar bahwa kamu pantas mendapatkannya. Kemudian kita kembali disadarkan; ada sudut pandang lain yang tidak sampai diterima mata. Bahwa luka yang ditimbulkan itu sakitnya hanya bisa diukur oleh mereka yang mengalaminya saja. Jadi penebusan, walaupun sudah berlarut-larut, kita tidak akan pernah sampai pada keyakinan bahwa itu cukup.

Sebaliknya, itu tidak akan pernah cukup.

Bertahun-tahun kemudian kamu berjalan di kota dan menggeser layar ponselmu. Kamu membaca berita terbaru tersangka korupsi yang keluar masuk penjara berkali-kali. Lalu karena kamu sangat kesulitan melulu berkutat dengan rasa bersalahmu, akhirnya kamu mulai membandingkan siapa yang lebih buruk di antara kalian.

Penyesalan, penebusan, rasa bersalah ... mereka semua tidak ada bentuk konkritnya. Kita hanya tinggal pura-pura tidak tahu saja kalau ingin bebas dari belenggu. Namun membohongi diri sendiri hanya untuk merasa lebih baik justru membuatmu merasa lebih buruk. Hidup dengan tidak tahu malu, bagaimana rasanya?

Hanya karena dia lebih buruk, bukan berarti kita tiba-tiba tidak pernah melakukan hal jahat. Itu tetap ada di sana.

Kemudian, ada kesadaran lain yang kita temukan. Dunia tidak peduli apa masalah kita atau apakah kita menyesal atau tidak. Justru ada kalanya penyesalan itu menjadi sesuatu yang egois karena ada yang harus diselamatkan selain rasa tercekik di tenggorokan yang selalu kita rasakan setiap harinya. Ada yang lebih penting dan lebih menyiksa selain diri kita yang selalu kita tenggelamkan diam-diam.

Lalu semua itu berakhir menumpuk menjadi satu. Kamu duduk di bawah pohon dengan tangan penuh noda tinta yang kental dan menjijikan, menunggu ada yang menghampirimu, menyodorkan kelegaan, memberikan harapan bahwa kamu ... sudah diizinkan untuk bernafas dengan leluasa. Namun kamu tidak ingin noda itu menghilang dari sana. Itu hanya bisa mengering agar tidak mengotori yang disentuhnya, dan selamanya akan menetap sebagai pengingat.

Comments

Popular posts from this blog

< animus >

Tonight, I’d be fine I could sleep In the midst of chaos I’d move backwards everytime my guilt decapitated my essence Tonight, I found somebody's reflection on a broken mirror And it was a boy He was made from my desperate prayers in every crowds Sometimes I saw him with his innocent smile Sparkling eyes and curly hair Clean uniforms and black loafers His voice was kind He looked alive, and perfect Unlike the world I was ragged I wish I was you I'd have been beautiful Tonight, I'd fight with my dirty nails and sharpened wooden stick You’d fight with soft words that kill minds I drank their blood You danced with their corpses But we both lost the war, despite our childhood secret dreams We knew we’d do Maybe I should hold your hand from the start Before I brought you your death, and you brought mine But it’s fine Cause the longing is finally ending The longing is finally ending. ~•~ / Why I Only Face You Now When I've Known You Since F...

letter for blue

recently i have forgotten your birthday. i still remember your voice and the way you talk. i've made peace with my feelings. but sometimes you appeared in my dreams as both fantasy and nightmare. you're something i wish i could erase. yet here i am clinging onto the smallest thing like your smile that would never be intended to me. memories are deceitful, and i hope so. i hope it's my memories that betray me, that i am actually just a sick person and you're nothing but a halucination. so i could drink the medicine and be okay. perhaps it is not about you, perhaps you've unfortunately became a proof of something more tragic than pure. a door for the darkness that has existed in me since a long time ago. it is pathetic how i froze whenever i saw a glimpse of your fractions in a crowd or when a stranger has your name, eventhough i knew it was not the real you. i have always known that loneliness takes half of my being. as if i am not 'me' if i do not have them...

letter from consciousness

Saving you is a way to save myself. There were times when I was frightened with being empty. Empty means I have no solid core. I imagine myself functioning like a sponge, in which is capable of absorbing all those residues that left by other people. Sponge only has meaning when it is capable of permeating. Therefore, I become anxious when it's empty. I'll urgently pull things as fillers, whether they make sense or not. I become obsessed with it for awhile. Walking on this heavily congested earth like a wanderer searching for purpose. I am searching for something like sorrow, so I am able to breaking it down into small particles I could hold with my palms. Maybe it explains my attachment with everything that is complicated and ruined. Somehow, it almost looks like a wonderful illness that makes you sick with excitement. As if I am a sage without any heroes to guide. I write their stories in a journal exhibited in my consciousness, drafting them down until they become a pattern ...